BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya
psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati
maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari
beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut,
sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.
Menurut John
Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan
aktivitas jiwa raga manusia. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: saraf
pertumbuhan, perasan, dan intelek. Karena itu dikatakan, bahwa manusia
mempunyai tiga sifat dasar, yaitu:
1.
Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan); sifat ini
telah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis
dengan menggunakan lingkungan.
2.
Sifat hewani; dengan adanya
perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk
mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan alat inderanya, manusia menjadi
sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.
3.
Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia
mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya
objek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya. Sifat intelektual
manusia ini yang membedakan manusia dengan makhluk lain.
Berfantasi
atau berkhayal merupakan salah satu gejala pengenalan (kognisi), yaitu
gejala-gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengenalan.
Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi kita dalam menciptakan sesuatu yang
belum ada, yakni susuatu yang baru.
Setiap orang
mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang
sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya
sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan membayangkan bola itu sebagai
dunia, sedangkan anak yang lain akan menfantasikan sebagai makanan. Fantasi
juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal
yang akan datang. Misalnya, seorang siswa diminta membayangkan apa yang akan
terjadi jika ia lulus atau tidak.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah fantasi itu?
2.
Apa saja macam-macam fantasi itu?
3.
Bagaimana cara mengetahui fantasi?
4.
Apa faktor yang mempengaruhi fantasi?
5.
Apa Kegunaan dan Sisi negative dari fantasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FANTASI
Dari Wikipedia
bahasa Indonesia online fantasi adalah yang berhubungan dengan khayalan atau
dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan hanya ada dalam benak atau
pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah imajinasi.
Fantasi bisa
juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural
sebagai salah satu elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre
fantasi secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih bertemakan
ilmiah dan horor tentang hal yang mengerikan.
Fantasi
menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah kemampuan jiwa untuk membentuk
tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru. Hal senada juga dijelaskan
oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi manusia dapat melepaskan diri
dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan yang akan
mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak (2007, hal. 108), fantasi (imajinasi)
adalah kemampuan jiwa yang dapat membentuk satu tanggapan baru dengan
pertolongan tanggapan yang lama.
Fantasi dapat
terjadi secara sadar ataupun tidak sadar. Fantasi secara sadar misalnya pada
seorang pemahat arca yang membentuk arca berdasarkan fantasinya. Sedang fantasi
tidak sadar biasanya dilakukan oleh anak kecil yang bercerita tidak sesuai
dengan kenyataan, walau tanpa ada maksud untuk berbohong (Walgito, 1983, hal.
99).
Abu ahmadi
mendefinisikan, Fantasi (Khayalan, Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan
jiwa untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki. Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia
dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke
depan, keadaan yang akan datang.
B. MACAM-MACAM FANTASI
Jenis-jenis
fantasi menurut Bimo Walgito dalam bukunya dapat diuraikan sebagai berikut
:Fantasi umumnya merupakan aktivitas yang menciptakan. Tetapi sekalipun
demikian orang sering membedakan antara fantasi yang menciptakan dan fantasi
yang dipimpin. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau jenis
fantasi yang menciptakan sesuatu, misalnya seorang pelukis menciptakan lukisan
berdasarkan atas daya fantasinya. Fantasi yang dipimpin yaitu bentuk atau jenis
fantasi yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang yang melihat
film, orang ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi
tentang keadaan atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan film itu,
sehingga fantasinya dituntun berdasarkan film.
1.
Fantasi disadari: fantasi yang terjadinya
disadari oleh individu ybs. Misal: seseorang sedang berimajinasi tentang suatu
kejadian untuk novelnya
2.
Fantasi yang tidak disadari: fantasi yang
terjadinya tanpa disadari atau disengaja oleh ybs. Fantasi semacam ini terjadi
pada anak-anak, yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak ysb.
3.
Fantasi Aktif: Fantasi yang terjadi-nya
melibatkan secara aktif gejala-geja-la jiwa lainnya seperti pikiran, kemauan,
perasaan, dst.
4.
Fantasi Pasif: Fantasi yang terjadi-nya tidak
melibatkan gejala-gejala jiwa lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif
seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk tempat bermainnya daya fantasi.
5.
Fantasi Mencipta: Fantasi aktif yang mampu
menghasilkan karya kreatif misalnya lagu, lukisan, cerpen, novel, dst.
6.
Fantasi Tuntunan: Fantasi aktif yang yang
terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya fantasi yang timbul pada saat
membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dst.
Fantasi dibagi menurut caranya orang berfantasi :
1. Fantasi
yang mengabstraksi Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa
bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum
pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
2. Fantasi
yang mendeterminasi Yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih
dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan
bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul
gambaran kucing besar sebagai harimau.
3. Fantasi
yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan
pengertianpengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang
bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki
kepala wanita dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100). Contoh lainnya
adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model
rumah Minangkabau.
C. TES FANTASI
Ada berbagai
macam test yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan individu dalam
berfantasi. Macam-macam test itu adalah (Walgito, 1983, hal. 101) :
1. Test
TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee disuruh bercerita tentang
gambar itu.
2. Test
kemustahilan yaitu test yang berbentuk gambar-gambar atau ceritacerita yang
mustahil terjadi dan testee disuruh mencari kemustahilannya itu.
3. Heilbronner
Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu seri gambar yang makin lama makin
sempurna.
4. Test
Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan testee diminta untuk
menginterpretasikan gambar tersebut.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FANTASI
1.
Kurang adanya penggunaan waktu kosong
2.
Adanya harapan-harapan/ cita-cita yang tinggi
3.
Adanya kesulitan pemecahan masalah
4.
Adanya Kelemahan pribadi
5.
Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan
E. KEGUNAAN FANTASI DAN SISI NEGATIF FANTASI
a. Kegunaan
1.
Dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat
karya kreatif.
2.
Dengan daya fantasinya, manusia dpt. masuk
kedunia imajiner, misalnya pada saat membaca novel.
3.
Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat
menghibur dirinya sejenak (asal tak terus menerus)
b. Sisi
Negatif Fantasi
1.
Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan
asal hal itu dilakukan sebentar saja dan tidak sering terjadi.
2.
Jika melamun dijadikan kebiasaan, orang ybs.akan
mengalami kesulitan jika menghadapi masalah di dunia nyata, bukan dunia
imajiner.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Fantasi adalah
yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada
dan hanya ada dalam benak atau pikiran saja (imajinasi).
Macam-macam
fantasi yaitu fantasi disadari, fantasi tidak disadari, fantasi aktif, fantasi
pasif, fantasi mencipta dan tuntunan. Sedangkan fantasi menurut caranya orang
berfantasi terbagi atas tiga yaitu fantasi yang mengabstraksi, mendeterminasi
dan mengkombinasi.
Fantasi dapat
membuat orang kreatif dengan imajinasinya dan dapat menghibur namun jika
terlalu lama berfantasi dapat berdampak buruk seperti mengalami kesulitan dalam
menghadapi hal di dunia nyata.
B. SARAN
Dari hasil
penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada teman-teman mahasiswa atau mahasiswi
untuk lebih banyak lagi membaca dibuku-buku lain agar memperoleh pengetahuan
maupun khazanah yang luas tentang Psikologi khususnya “Fantasi”. Karena kami
merasa bahwa makalah ini kurang sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.
1982. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Saliman, dan Sudarsono. 1994. Kamus Pendidikan Pengajaran dan Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Simanjuntak, Julianto. (2007). Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan Kuliah dan Refleksi Pembelajar Konseling. Tangerang : LK3
Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi. (1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico
Walgito, Bimo. (1983). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM
ConversionConversion EmoticonEmoticon